Selama melakukan aktifitas di modul 1.3, beberapa pelajaran yang saya peroleh antara lain:
Memahami pentingnya memiliki visi yang kuat dalam membawa perubahan, seperti yang dijelaskan dalam konsep "The golden circle" oleh Sinek (2009). Seorang guru penggerak harus memiliki visi yang jelas dan kuat terkait peran mereka sebagai agen perubahan, sehingga mereka dapat mengarahkan upaya transformasi pendidikan di sekolah.
Mengapresiasi pendekatan Inkuiri Apresiatif dalam manajemen perubahan dan pengelolaan lingkungan yang positif. Pendekatan ini membantu dalam menemukan kekuatan, impian, serta merumuskan strategi dan langkah aksi dalam mewujudkan visi bersama suatu komunitas atau organisasi.
Memahami tahapan prakarsa perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Pembelajaran) sebagai bagian dari langkah menuju visi yang ingin dicapai.
Mengenal konsep BAGJA sebagai tahapan dalam pendekatan Inkuiri untuk mengelola perubahan: Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi.
Memahami konsep Diagram identitas gunung es sebagai perumpamaan tentang ketercapaian karakter yang mungkin hanya sebagian kecil yang diketahui dan disadari, dengan fokus pada 12% saja yang terlihat.
Mengerti konsep Kurva Belajar sebagai representasi dari proses membiasakan diri dengan hal baru, di mana seperti burung yang baru bisa terbang, lintasan terbangnya membentuk kurva yang melandai sebelum meningkat secara signifikan.
Semua konsep ini memberikan wawasan tentang bagaimana memahami, mengelola, dan membawa perubahan dengan efektif dalam konteks pendidikan di sekolah.
Apa pelajaran yang diperoleh selama melakukan aktifitas di modul 1.4?
Melalui modul 1.4 ini, saya memperoleh pemahaman yang mendalam tentang konsep disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan yang mendasar. Saya juga belajar tentang teori motivasi perilaku, penerapan hukuman dan penghargaan, serta pentingnya restitusi dalam menjaga keseimbangan dalam kelas. Selain itu, saya memahami lebih jauh tentang kebutuhan dasar manusia dan bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka. Konsep restitusi juga menjadi fokus, dengan pembahasan tentang lima posisi kontrol dan segitiga restitusi yang merupakan kerangka kerja penting dalam menjaga hubungan yang sehat antara individu dalam konteks pembelajaran.
Selain pemahaman konsep-konsep tersebut, saya juga merefleksikan bagaimana saya dapat mengaplikasikan pengetahuan ini dalam konteks nyata. Saya menyadari pentingnya membangun hubungan yang positif dengan siswa, dengan menggunakan pendekatan disiplin yang memperkuat nilai-nilai kebajikan dan memotivasi perilaku yang diinginkan. Saya juga menyadari bahwa hukuman dan penghargaan harus diterapkan secara bijaksana, dengan mempertimbangkan efek jangka panjang terhadap perkembangan siswa.
Selain itu, saya merenungkan bagaimana membangun keyakinan kelas yang kuat, di mana setiap individu merasa didengar, dihargai, dan didukung dalam proses pembelajaran. Saya mempertimbangkan bagaimana memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkungan pembelajaran, sehingga siswa dapat berkembang secara holistik dan mencapai potensi maksimal mereka.
Terakhir, saya merefleksikan bagaimana saya dapat mengimplementasikan konsep restitusi, baik sebagai alat untuk memperbaiki kesalahan maupun untuk membangun hubungan yang positif dan saling menghormati di dalam kelas. Saya berkomitmen untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif, mendukung, dan memotivasi bagi semua siswa.
Apa yang akan dilakukan untuk perbaikan dalam melaksanakan kegiatan fasilitasi CGP?
Untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan fasilitasi CGP, langkah yang akan diambil adalah memberikan dukungan dan mendampingi CGP, mendorong mereka untuk merumuskan prakarsa perubahan pribadi berdasarkan visi yang telah ditetapkan dalam konteks pelajaran yang telah diberikan.
0 Comments